
MoMMee.org – “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 233).
Menjadi seorang ibu adalah anugerah yang tiada bandingannya di dunia ini. Mendapatkan hadiah seorang bayi mungil yang keluar dari rahim kita adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Apapun bentuk jalan keluarnya sang bayi, apakah itu dengan proses normal atau operasi caesar, kita harus tetap bersyukur. Namun, perjuangan seorang ibu tidak hanya berhenti setelah mengandung dan melahirkan, tetapi ada satu perjuangan lagi yang mungkin belum kita ketahui bahwa perjuangan tersebut tertulis dalam Al-Quran. Ya, perjuangan tersebut adalah memberikan ASI. Setelah beban berat yang bertambah-tambah mengandung dan melahirkan, ALLAH memberikan bimbingan kepada ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya untuk menyempurnakan anugerahnya sebagai seorang ibu.
ASI adalah cairan terbaik dengan berbagai kandungan zat yang dibutuhkan dalam kehidupan awal bayi. ASI mencakup minuman serta makanan yang dibutuhkan bayi. ASI saja cukup untuk bayi sejak lahir hingga usia enam bulan, karena ASI memiliki kandungan zat gula, lemak, protein, vitamin dan mineral yang mudah diserap oleh bayi. Dan yang utama, ASI memiliki zat antibodi yang dapat melindungi tubuh bayi dari infeksi penyakit. Kolostrum atau ASI awal yang keluar sejak bayi lahir mengandung banyak zat antibodi yang ketika diberikan segera akan membantu menyempurnakan sistem pencernaan bayi. ASI adalah zat yang mudah dicerna oleh bayi secara efisien, karena zat-zat yang terdapat dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, sehingga hanya sedikit yang dibuang sebagai bahan sisa. Selain itu menyusui membentuk bonding atau ikatan antara ibu dan bayi secara baik, menyusui dapat melindungi kesehatan tubuh ibu antara lain membantu membentuk rahim seperti awal, mengurangi perdarahan, membantu mencegah anemia, mengurangi risiko kanker ovarium,kanker payudara, diabetes tipe 2. Memberikan ASI adalah hal yang mudah dari segi penyajian dan biaya, tidak seperti asupan lain.
Di bulan-bulan pertama bahkan sampai dengan tahun pertama, bayi akan sangat tergantung dengan ibunya, oleh karena itu dibutuhkan kesabaran lebih sebagai ibu untuk terus menjaga dan merawatnya. Dukungan terhadap ibu menyusui menjadi agenda prioritas yang harus dilakukan Ayah serta keluarga besar agar tercapainya keberhasilan memberikan ASI. Karena selain perintah ALLAH kepada ibu untuk menyusui, kepada Ayah juga terdapat kewajiban untuk memberikan dukungan berupa pangan dan sandang atau kebutuhan lain kepada ibu dengan cara yang baik, supaya keberhasilan menyusui dapat diperoleh.
Sebagai seorang ibu, kita harus yakin bisa memberikan ASI kepada bayi kita sampai 2 tahun, hanya 1% perempuan di dunia ini yang ASI nya tidak keluar, dengan jumlah sangat sedikit tersebut, kita harus optimis bisa memberikan ASI. Walaupun dalam perjalanannya, tidak sedikit ujian dan cobaan dalam perjuangan ASI, oleh karena itu ibu harus memiliki dukungan dari orang-orang terdekatnya, begitu pula perlu dijalin komunikasi yang baik kepada tenaga ahli seperti dokter, bidan, konselor laktasi untuk dapat membantu apabila ada permasalahan yang timbul. Kegagalan ASI berawal dari ketidaktahuan ibu dalam proses menyusui serta kurangnya komunikasi atau dukungan dari orang sekitarnya. Insya ALLAH bermodalkan optimisme dan keyakinan, ibu bisa memberikan ASI kepada bayi.(*)