
MoMMee.org – Suatu waktu kami merencanakan wisata keluarga yang murah meriah, lalu terbersitlah taman topi! Apa itu taman topi? Just a little bit idea on my head, tapi ya bismillah agaknya akan jadi perjalanan yang seru. Menurut suami saya, taman topi adalah sejenis taman ria yang cocok untuk liburan keluarga dengan low cost, ditambah dengan keinginan backpackeran jarak dekat bersama ananda dan naik kereta api, mulailah kami mempersiapkan keberangkatan dan barang yang harus dibawa.
Pagi itu saya masih menyempatkan diri brisk walking 10 menit, menyusul aktivitas memandikan anak, sarapan, lalu berjalan bersama anak dan suami ke tukang sayur dalam rangka membeli bahan yang kurang untuk kuah siomay, yaitu kacang tanah. Hehe..
Asyiik,, dah pemanasan..
Lalu diisilah ransel dengan barang wajib: pakaian ganti anak, tissue basah, susu kotak, jus, air minum dua buat ortu dan anak, bekel siomay, dan satu kotak makan lagi berisi kurma ajwa. Bismillah.. dengan semangat 45 kami bertiga bergerak mengendarai sepeda motor ke stasiun terdekat, safety riding tentu: dengan jaket, masker, sarung tangan, helm juga untuk anak. Sampai di tebet, olala,, tak ada lagi tempat parkir tersisa! Akhir pekan nampaknya jadi waktu untuk banyak keluarga atau pasangan berkendara keluar dari sarangnya..hehe.
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke stasiun kalibata, Alhamdulillah masih banyak ruang parkir. Dan menariknya, dapat asuransi kendaraan di sini. Kami membeli tiket untuk dua orang, karena ananda belum memenuhi persyaratan untuk beli tiket sendiri. Yeayy perjalanan naik kereta api eh kereta listrik pertama nya little G!
Awalnya adalah antusiasme. Seruu yaa naik ‘chuggington’ yang biasanya Cuma dia diliat di tv,, atau diliat sekelebat di jalan.. lama lama,,,, bosan! Ya, anak butuh hiburan lain selain hanya duduk di kursi kereta bergoyang.
Anak kami, Little G mendesak untuk turun saat itu juga, padahal kami baru saja melewati stasiun kampus UI. “Sabar ya nak,, dikiit lagi sampai insyaallah..” usaha kami mendiamkannya tak juga berhasil, kami sadar ia merasa bosan dan mengantuk. Kami lalu memutuskan turun di stasiun Citayem. Duduk sejenak, menyusu (iyes, kami belum lulus weaning.. hehe) wajah seger lagi, kami melanjutkan perjalanan lagi, ke arah bogor.
Little G kemudian menangis lagi –liat kereta kok kaya trauma,,hehe— dan minta turun. Setelah lebih tenang dengan minum susu kotak, Ayahanda nya kemudian mengambil kendali. Menggendong Little G di depan pintu kereta, menghitung jumlah rumah, pohon, mobil yang dilewati (ia senang aktivitas menghitung dan membaca) alhamdulillah sampai juga kami di stasiun Bogor. Stasiun bogor saat ini lebih tertata, namun suasana yang sangat crowded mungkin hanya bisa diimbangi dengan perasaan bahagia, tetap waspada menjaga barang bawaan, dan mengikuti arus berkeliling menuju pintu keluar stasiun.
Keluar stasiun, banyak pedagang kaki lima berjualan di pinggir jalan ditemani terik matahari. Kami lalu berjalan menuju ke Taman Topi Bogor yang letaknya tak jauh dari stasiun. Setibanya di sana, kami disambut oleh gemericik air dari kolam ikan dengan ikan warna warni yang menyundul nyundul menggamit makanan. Aiih,..segarnya! beginilah, kelelahan kami terbayar sudah.
Taman Topi awalnya bernama Taman Ade Irma Suryani yang diresmikan Gubernur Jawa Barat pada tahun 1975. Nama ini kemudian berubah menjadi Taman Plaza Kapten Muslihat pada tahun 1985 namun kini sering disebut taman topi. Kalau dilihat dari bangunan yang ada, sebenarnya hanya satu bangunan yang memiliki atap berbentuk topi atau helm pejuang.. aiih.. bernafaskan perjuangan sekali ya..
Kalo dibilang wisata murmer, iyes Taman Topi ini terhitung murah dan cukup meriah. Dengan tiket masuk seharga 9.000 rupiah saja, kita sudah bisa menikmati aneka hiburan, makan di rumah makan yang sekaligus taman baca. Saya berdecak dalam hati, visi misi pendirinya nampaknya mulia sekali. Hanya dengan biaya member 5000 rupiah, pengunjung yang makan di sini sudah bisa membaca buku sepuasnya. Melihat dari koleksinya, nampaknya buku buku ini buku terbitan lama, sekilas terlihat beberapa novel, buku ibadah haji, serial cantik, dll. Menu makan yang ada beragam mulai ayam bakar, ayam goreng bandung, ayam serundeng, sop iga, serta beragam jus. Dinding resto dihiasi komik Beny dan Mice. Di resto ini pula Ada permainan seperti mobil bergoyang di mana kita cukup merogoh 1000 perak saja, ada pula permainan seperti pesawat luar angkasa seharga 5000 rupiah satu putaran, atau beruang ceria yang sebenarnya berbentuk koala berputar dengan sekitar 5 anak bisa masuk di dalamnya.
Masuk ke dalam, pengunjung bisa memilih menikmati ‘wahana’ atau permainan yang mana. Entah itu bom bom car, gajah mini yang bikin pusing, mobil antik, bermain di dalam balon air raksasa, terbang seperti rubah dengan flying fox, ‘kuda’ mekanis, kuda betulan, kereta api hingga naik monorail. Cukup dengan 5000 an rupiah saja, kita bisa menikmati wahana tersebut.
Kami tiba di sana sekitar waktu dzuhur. Setelah menikmati makan siang yang teduh, kami pun berencana melaksanakan shalat dzuhur di mushola. Olala,, musholanya terletak bersebelahan dengan panggung utama yang hingar bingar, ini ternyata sumber suara yang terdengar sejak kami pertama masuk tadi.
MC membawakan acara dengan apik layaknya penyiar radio, menyambut tamu pengunjung dan keluarganya.. lalu.. eh.. eh.. acara selanjutnya ternyata bukan pertunjukan untuk anak atau keluarga. Satu dua anak muda berpakaian minim terlihat, oh mungkin salah masuk, pikir saya. Ternyata tidak. Banyak lagi anak muda usia belasan berpakaian hitam hitam dan jeans belel bergoyang bersama seiring irama lantunan music bergaya reggae dan ska yang dibawakan sejumlah musisi. Laki laki, perempuan, bercampur baur bergoyang sambil menyulut rokok.
Hmm.. sisi lain taman topi yang baru saya ketahui. Ternyata ini adalah salah satu tempat jamming, atau skankin, dugem siang favorit anak muda. Hati saya tiba tiba seperti terasa tersayat belati dan diperciki jeruk nipis. Perih. Mungkin ini wajah generasi muda kita yang harus kita lihat. Allah membukanya lebar lebar depan mata saya, agar saya aktif dan proaktif terlibat dalam menyerukan kebaikan bagi generasi muda kita, anak anak negeri ini, yang nampak bergoyang semangat namun sesungguhnya sangat rapuh.
Siang itu, pukul 14 kami beranjak pulang. Alhamdulillah kami menikmati liburan yang seru dan menyenangkan, anak kami puas menaiki kereta mini beberapa kali putaran, mobil mobilan, naik mobil antik keliling taman topi, bermain perosotan, dan lain lain. Hanya satu catatan, dan semangat yang semakin membara, bahwa masih banyak anak di negeri ini yang butuh sentuhan, masih banyak yang butuh orang tua agar mereka pulang, masih banyak hiburan yang dibutuhkan anak, bukan hiburan dewasa yang dinikmati anak anak. Agar Taman Topi benar benar menebarkan aura perjuangan, bukan aura mesra dengan asap rokok mengebul. Sehingga aura pendidikan yang sudah terasa di resto depan, bergemuruh hingga ke dalam, menjadi Taman Wisata yang DICINTAI keluarga.(*)
Salam sepenuh Cinta,
Muti