
MoMMee.org – Sebagai pasangan suami istri tentunya kita pernah merasakan berselisih paham dengan pasangan. Entah berselisih kecil atau berselisih besar. Tanpa perselisihan rasanya hubungan antara suami istri menjadi datar dan kurang dinamis. Tapi tentunya kita tidak berharap perselisihan ini mampir terlalu sering dalam kehidupan berumahtangga. Cukup jadi bumbu saja, jangan sampai jadi makanan utama. Naudzubillah min dzalik.
Mengapa antara suami-istri sering terjadi perselisihan, bahkan tak jarang yang bermuara pada perceraian?
Dr Harley, penulis buku best seller “His Needs, Her Needs” dan juga seorang konselor keluarga melakukan survey besar kepada setiap pasangan yang datang kepadanya. Pasangan tersebut diminta untuk me-list kebutuhan apa yang menjadi prioritas istri dan prioritas apa yang menjadi kebutuhan suami.
Penelitian itu membuahkan hasil sebagai berikut:
Sangat berbeda, bukan. Kebutuhan utama suami dan kebutuhan istri dalam keluarga ternyata memang berbeda.
Sexual fulfillment vs Affection
Kebutuhan suami yang utama adalah sexual fulfillment sementara kebutuhan istri yang utama adalah affection. Sebagaimana disebutkan dalam alQuran anjuran untuk segera menikah bagi laki-laki yang sudah mampu, sexual fulfillment ini adalah sunatullah bagi laki-laki yang telah matang organ reproduksinya dan harus di salurkan melalui jalan yang halal yaitu pernikahan. Adapun bagi Istri, affection atau cinta dan kasih sayang adalah kebutuhan utamanya.
Recreational companionship vs Intimate conversation
Suami senang bila istrinya dalam menjadi teman dalam menjalani hal yang ia sukai. Sedangkan istri senang bila dalam berbincang-bincang secara mendalam tentang suatu hal. Peer untuk para istri adalah bagaimana agar ia bisa terlibat dalam hobi suaminya. Jangan sampai karena hobi dengan suami berbeda maka istri memberikan kesempatan bagi suami untuk menghabiskan waktu dengan hobinya bersama orang lain misalnya teman suami. Karena berarti istri kehilangan satu pengisi kebutuhan suami. Jadilah husband’s favorite recreational companion. Peer suami adalah belajar menjadi pendengar aktif bagi kebutuhan istri untuk di dengar dan di respon.
Physical attractiveness vs Honesty and openness
untuk para istri, jadilah istri yang secara fisik menarik. Jangan menggunakan daster sobek dan rambut berantakan di depan suami. Berdandanlah dan rawat dirimu (self reminder yang jleb banget :D). ketika suami menemukan ketertarikan fisik di dalam rumah maka godaan di luar rumah menjadi tak berarti. Sedangkan bagi istri, tak masalah suami agak buncit dan tak setampan Rangga asal ia jujur dan terbuka terhadap semua hal.
Domestic support vs Financial support
Impian bagi para suami setelah pulang kerja adalah pulang ke rumah yang nyaman, bersih dan teratur. Mereka betul-betul membutuhkan istri yang membantu mengerjakan kebutuhan domestic. Sedangkan bagi para istri, mereka membutuhkan penyuntik dana bagi keluarga agar dapat terpenuhi semua kebutuhannya. Di masa modern ini kedua peran ini bisa di share antara pasangan tetapi memang kebutuhan dasarnya adalah seperti itu. Walaupun di rumah kita ada khodimat, suami masih ingin disiapkan makanannya oleh tangan istrinya dan ingin disiapkan segala keperluannya oleh istri yang dicintainya.
Admiration vs Family commitment
Manusia pada dasarnya suka pujian. Banyak suami yang merasa tersanjung ketika istri menjadikan suaminya adalah lelaki terkeren, terhebat. Maka jadikanlah suami kita merasa special. Jadilah fans nomer satu suami. Sedangkan bagi istri, komitmen suami yang tinggi pada keluarga sudah menjadi pelipur lara dalam menjalani bahtera rumah tangga yang penuh ujian dan cobaan.
Kelima kebutuhan itu tidak harus semuanya terpenuhi dalam pasangan. Tetapi makin banyak kita dapat memenuhi kebutuhan pasangan maka tangki cinta pasangan akan semakin terisi. Jangan terfokus untuk memenuhi kebutuhan pasangan kita saja, kemukakan juga kebutuhan kita pada pasangan agar saling mengisi.
Kunci dari keberhasilan pernikahan adalah dengan mengkomunikasikan kebutuhan masing-masing pasangan. Setelah terjalin komunikasi tentang apa yang suami inginkan dan apa yang istri inginkan, lalu mencoba menjembatani agar kebutuhan masing-masing pasangan dapat dipenuhi. Bila kebutuhan masing-masing pasangan dapat dipenuhi maka akan tercapai kebahagiaan dalam pernikahan.
Dr Harley mengingatkan juga : we are parent,but we also a lover so don’t forget to be romantic ????
Semoga pernikahan ummis semua lancar hingga berpasangan kembali di alam yang kekal. Aamiin.(*)