
MoMMee.org – Ba‘da salat isya, saya dan suami sampai di rumah Pak Deddi. Ternyata beliau dan keluarga baru saja melaksanakan salat isya berjamaah di rumah. Dengan masih bermukena Ayasha dan Hafa membukakan pintu untuk kami diikuti ayahnya yang menyeruak keluar menebar senyum dan mempersilakan kami masuk.
Kami dijamu dengan tuan rumah yang begitu ramah. Pak Deddi pun memperkenalkan semua anggota keluarganya, mulai dari Mba Hertin sang istri tercinta, Ayasha putri pertamanya kls 3 SD, dan Hafa putri kedua sudah TK kala itu.Setelah mngobrol ringan diselingi canda tawa, kami dipersilakan ke ruang makan untuk makan malam bersama.
Saat makan malam, Pak Deddi memanggil putri-putrinya yang imut. “Ayasha dan Hafa, ini ada Om Big dan Tante Dewi, mana hadiahnya?“. Sontak saya terperanjat, hadiah apa? Kedua gadis kecil itu merapat ke meja makan dan dengan malu-malu ternyata mereka ingin mmberikan hadiah hapalan alquran. Ayasha memberi hadiah tasmi beberapa ayat Surat Yusuf (kalau tidak salah) dan si kecil Hafa tasmi surat Ar-Rahman ayat 1–13. Bacaan quraannya masyaAllah membuat kami tidak ingin berhenti mendengar, merdu, dan begitu syahdu. Saya tercengang dan seketika mnenjadi malu dengan diri sendiri mengingat hapalan yang tak kunjung bertambah. :‘(
Setelah makan malam, kami mengobrol cukup panjang di ruang keluarga dan Pak Deddi menceritakan banyak hal tentang si sulung, Ayasha.
Ayasha adalah anak yang begitu menginspirasi. Ia begitu cerdas dan tak seperti anak-anak pada umumnya. Luar biasa. Ia dengan mudah menghapal quran. Saat saya berkunjung ke rumahnya itu, Ayasha sudah punya hapalan kurang lebih 5 juz. Bahkan, saat ibunya tilawah, tak jarang Ayasha membetulkan bacaannya karena diam-diam ia mnghapal surat-surat dalam alquran. Setiap naik mobil, yang ia pilih mendengarkn murottal yang terus diulang-ulang sampai ia hapal. Ia juga biasa mencari teman yang hapalannya banyak sehingga ia tertantang untuk menambah dan menambah lagi hapalannya. Jika sudah terlampaui mengalahkan satu orang, ia akan mencari yang lain yang lebih banyak lagi hapalan qurannya. Bukan hanya itu, ia juga begitu peka pada setiap hal.
Suatu hari Ayasha diajak keluarga ke kebun binatang bersama rekan-rekan kantor ayahnya. Di akhir tamasya tiap orang ditanya apa yang didapatkan selama rekreasi. Rata-rata mengatakan senang bisa meliat hewan ini itu. Tiba giliran Ayasha ditanya dan jawabannya: “Allah Mahasempurna telah menciptakan zebra dengan garis yang sempurna. Hitam dan putih. Sempurna sekali garisnya. Jawaban Ayasha membuat yang mendengar tercengang. MasyaAllah.. Ayasha ternyata suka mengaitkan segala yang dilihatnya dengan keesaan Allah sehingga membuatnya semakin takjub dan mendalami kebesaran Allah secara otodidak. Pak Deddi n Mba Hertin pun terkejut atas jawaban putrinya tersebut.
Ayasha hobi membaca buku. Buku-buku tebal sejenis ensiklopedi habis sudah dibacanya. Ayasha tidak suka buku-buku yang tulisannya besar-besar. Alasannya kalau buku tulisannya besar berarti ilmunya sedikit. Oleh karena itu, Ayasha lebih suka buku yang tebal dan tulisannya tidak besar-besar.
Setiap menemukan kosakata baru Ayasha biasa mencatatnya di buku. Fungsinya apa? Karena Ayasha akan membuat tulisan karangannya dengan menggunakan kata-kata itu. Tak heran jika ia mempunyai banyak tulisan dan Mba Hertin mengumpulkannya serta mencetaknya menjadi buku. Mba Hertin memperlihatkan buku kumpulan tulisan Ayasha pada saya dan Wow.. seperti bukan tulisan seorang anak kecil. Tulisannya mengalir, struktur kalimat baik, dan penuh kejutan pada cerita dan diksi yang digunakan.
Ayasha punya beberapa penulis favorit, salah satunya Tere Liye. Maka Pak Deddi dan Mba Hertin pun mempertemumannya dengang Tere Liye agar Ayasha semakin semangat menulis. Ya, Pak Deddi dan Mba Hertin sering mempertemukan Ayasha dengan orang-orang yang dianggapnya inspiratif.
Dulu pernah Ayasha dipertemukan dengan Ustadz Yusuf Mansur karena Ayasha juga suka meniru gaya mengaji Ustadz Yusuf. Ketika Ustadz Yusuf diperdengarkan tilawahnya Ayasha, beliau kaget. “Kok bisa mirip kayak saya bacanya.“ Begitulah Ustadz YM heran. Luar biasa cara Pak Deddi dan Mba Hertin mendidik Ayasha.
Saya penasaran, apa sih rahasianya punya anak hebat begitu? Mba Hertin menjawab dulu ketika hamil Ayasha, sebisa mungkin tidak lepas salat malam dan tilawah.
Terakhir, di penghujung perbincangan Pak Deddi menyampaikan bahwa alasan mengenalkan Ayasha pada orang-orang inspiratif adalah untuk sama-sama membina dan mendidik Ayasha karena Ayasha “milik bersama“. Ya, “Ayasha adalah anak istimewa yang Allah titipkan pada saya dan istri, tetapi Ayasha adalah aset berharga untuk semua. Oleh karena itu, saya berharap banyak orang yang menjaganya dengan ilmunya“, begitu kurang lebih yang disampaikan Pak Deddi.
Semoga Allah memberkahi keluarga Pak Deddi dan tumbuh keluarga “Pak Deddi-Pak Deddi” yang lainnya.(*)