
MoMMee.org – Ahsan Fadhil Ilahi adalah seorang putra yang dilahirkan dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang karyawan dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Kedua orang tua Ahsan memiliki keinginan yang sama yaitu anaknya dekat dan bisa menghapal quran. Terlebih ketika mengetahui anak tetangganya yang usianya relatif sama dengan Ahsan sudah hapal 7 juz waktu itu, sedangkan Ahsan baru hapal Juz ‘Amma.
Sama seperti orang tua pada umumnya, perasaan yang muncul pada orang tua Ahsan adalah kaget, kagum, dan memiliki keinginan agar anaknya punya hapalan Alquran juga. Akan tetapi, keinginan orang tua Ahsan ini tak sekadar hanya ingin saja. Tapi benar-benar siap menempuh apa pun caranya dengan sungguh-sungguh agar anak-anak mereka dekat dan mau menghapal alquran walaupun orang tua Ahsan bukanlah Hafizh quran.
Saat itu usia Ahsan 5th. Ahsan yang awalnya tidak begitu banyak interaksi dengan alquran, tiba-tiba pada suatu hari diajak duduk bersama oleh ayahnya di sebuah ruangan dan ayahnya berkata: “Nak, yuk mulai sekarang kita sama-sama mengahapalkan alquran”. Sang anak yg “shock” knp tiba2 hrs menghapal quran tidak mau, bahkan menangis. Jangankan menghapal quran, diminta duduk manis sebentar untuk mulai membaca quran saja Ahsan berontak.
Ketika anak-anak berontak saat diajak membaca dan menghapal quran untuk pertama kalinya, tenang saja. Sebab ayah ibunya sedang tidak mengambil haknya. Justru ayah ibunya sedang memberikan hak anaknya agar ia mendapati alquran lbh dini dibandingkan lainnya. Mungkin saat kecil, anak tidak begitu merasakan manfaatnya. Akan tetapi, ketika sudah dewasa manfaat menjaga quran dalam diri anak akan semakin terasa sebab alquran sudah mendarah daging sebelum yang lainnya ada. Sebab alquran sudah begitu melekat sebelum ia mengenal yang lainnya. Dengan demikian, anak akan lebih terjaga dan memiliki kemampuan pembeda, mana yang baik untuknya dan mana yang tidak baik untuknya.
Orang tua Ahsan tidak putus asa. Ayahnya sadar bahwa fase terberat menghapal quran adalah saat MEMULAI dan ber-TAHAN dari rasa jenuh. Apalagi untuk anak-anak.
Saat itu, ayah Ahsan sama sekali tidak punya bayangan metode apa yang cocok untuk menghapal quran. Yang jelas terpatri dipikirannya hanyalah: Ayo mulai menghapal sekarang juga. Semua cara dicoba. Mulai dari menghapal per ayat yg diulang2, per surat, per halaman, per lembar, dll sampai mencoba menggunakan audio. Menurut ayah Ahsan, dalam menghapal quran harus mencoba berbagai metode karena kita tidak tahu mana yang lebih cocok kalau tidak mencoba satu-satu. Sebab setiap orang beda-beda metode yang cocok yang mana.
Ayah Ahsan mulai menghidupkan VCD dan memutar murottal per juz sepanjang hari sehingga ketika anak main, tidur, makan seisi rumah selalu terlantun alquran. Nah, dari video ini ternyata Ahsan tertarik dan mengikuti ayat demi ayat yang dibaca via murottal.
Di sinilah titik kesadaran ayah Ahsan muncul. Ayah Ahsan baru “ngeh” ternyata metode yang cocok untuk anaknya yaitu audio. Di rumah kabel TV diputus sehingga satu-satunya hiburan yaitu menyetel VCD murottal. Pemutusan kabel TV ini juga bertujuan agar anak tdk “meng-install” hal-hal lain seperti iklan atau lagu-lagu sehingga yang terngiang-ngiang di kepalanya adalah alquran. Sebenarnya ayah Ahsan suka juga nonton berita di TV, tetapi setelah dipertimbangkan kebutuhan informasi berita luar bisa diakses dari media lain. Sedangkan, menjaga mata, telinga, dan segala sesuatu yang berakibat buruk pada anak karena TV lebih mendesak. Akhirnya, mantap kabel TV diputus saja.
Kembali ke metode audio. Ayah Ahsan kemudian berkreasi dengan membuatkan Ahsan video yang menampilkan foto-foto Ahsan bahkan kartun-kartun kesukaannya tapi back soundnya murrotal sehingga saat Ahsan lupa suatu ayat dia akan mengingat-ingat foto itu dan mengaitkannya dengan bunyi ayat yang dibaca pada back sound. Inspiring!!!
Orang tua Ahsan sepakat untuk lebih serius membimbing Ahsan menyelesaikan hapalannya dulu. Oleh karena itu, Ahsan homeschooling bersama ayah ibunya. Dengan demikian, Ahsan leluasa untuk lebih banyak menghapal, bermain sepeda, dan menjalankan aktivitas lain laiknya anak-anak pada umumnya.
Alhamdulillah 1 tahun 10 bulan kemudian Ahsan telah selesai mengahapal alquran dan sudah bersanad mumtaz dari King Arab Saudi.
Semoga menjadi pemantik semangat dan pendobrak diri dengan gerakan nyata: Sungguh-sungguh menghapal quran, selamanya! Aamiin Yaa Allah.(*)
***
Resume Talk Show Ahsan Fadhil Ilahi Al-Hafizh
Tanggal: 7 Feb 2016
Narasumber: Abu Ahsan