
MoMMee.org – Belakangan semakin santer berita tentang LGBT di berbagai sosmed yang saya ikuti sejak peresmian pelegalan pernikahan sejenis di negeri paman SAM. Kemudian semua orang yang ada iman di hatinya merasa khawatir, gusar, gundah gulana, karena sebagaimana di sebutkan dalam alquran tentang kisah kaum sodom, bahwa homoseksualitas tidak diperbolehkan oleh Allah dan dapat mendatangkan azab besar.
Para orangtua pun merasa cemas. Sebagaimana saya. Bagaimana nasib anak-anak kita yang lahir di era keterbukaan terhadap hal-hal yang mendatangkan murka Allah. Bagaimana melindungi anak-anak kita dari hal tersebut?
Menurut parenting nabawiyah, pendidikan seks terbaik adalah dengan memulai belajar fikh. Dari fikih anak akan dapat mengetahui auratnya, cara menutupinya sesuai syariat, mengetahui siapa yang boleh melihat auratnya, mengetahui cara berinstinja, belajar kebersihan dalam bersuci, belajar fikh bergaul dengan lawan jenis, adab meminta izin masuk ke kamar orangtua, dsb. Jikamana fikih-fikih ini di ketahui dan dipahami oleh anak maka anak akan terjaga fitrahnya biidznillah insyaAllah.
Menurut parenting nabawiyah juga, anak yang masih terjaga fitrahnya diusahakan untuk dijaga dari hal-hal yang mempromosikan kerusakan mental, baik dalam tujuan kebaikan atau tujuan keburukan. Promosi dalam tujuan kebaikan seperti meninformasikan tentang kekerasan seksual secara detail dengan tujuan memperingatkan orangtua untuk berhati-hati di media-media yang mudah di akses anak, seperti televisi di berita-beritanya atau di facebook. Bisa jadi hal tersebut bermanfaat bagi orangtua, tapi ternyata disisi lain membuat anak belajar tentang hal tersebut.
Lalu apakah hal tersebut tidak membuat anak menjadi steril? Bukankan kita ingin anak kita menjadi imun,bukan steril?
Anak masih memiliki pengetahuan minim, pengalaman minim, dan cara berpikir yang terbatas. Kuatkanlah anak kita dengan pengetahuan dasar yang akan menjadi imunitasnya sebelum bertemu “penyakit-penyakit”. Pengetahuan dasar yang wajib dimiliki semua anak muslim adalah pengetahuan tentang adab, iman, dan alquran.
Setelah kuat jiwanya, matang pemikirannya, terpatri akhlak,imannya, maka ia akan cenderung kepada fitrah Allah biidznillah..
Bila anak kita yang belum kuat imunitasnya bertanya tentang seorang “banci” jawablah dengan sederhana sesuai umurnya. Tidak usah panjang kali lebar kita terangkan semuanya. Kembalikan jawabannya kepada adab dan iman.
Misalnya una bertanya tentang para pengamen laki-laki yang berpakaian seperti perempuan, saya menjawab “wah, auratnya terlihat ya. Malu sama Allah, aurat laki-laki itu yang mana aja, na?” Maka akan bahas tentang aurat dan bagaimana pandangan Allah terhadap hal tersebut
Bila sudah pernah bercerita tentang kaum sodom pada zaman nabi luth maka ingatkanlah tentang hal tersebut. Bahwa Allah tidak suka atau marah terhadap laki-laki atau perempuan yang menyerupai lawan jenisnya
Semoga Allah menjauhkan anak-anak, keluarga dan keturunan kita dari hal-hal yang dapat mendatangkan murka Allah aamiin.(*)