
MoMMee.org – Antara RD, emas, Asuransi Pendidikan dan Unitlink (UL)
Kumpulan Q and A
Preambule:
Yang selalu saya pahami adalah, bahwa jangan membenci sesuatu berlebihan dan jangan mencintai sesuatu berlebihan. Dalam hal apapun. Apalagi dalam hubungan sesama manusia. *eaaa*
Maka saya pribadi kurang sepakat jika harus “membenci unit link”. Tidak boleh dunk. Jika memang ada unit link bagus dan kita perlukan, why not?
Dan sebaliknya, saya juga tidak sepakat jika terlalu memuja emas/dinar sehingga menganggap yang lain tidak baik secara merata.
Untuk soal UL:
Saat ini saya pribadi memang belum menemukan Unit link yang pas secara perhitungan angkanya. Tapi tetap, tidak menutup kemungkinan suatu hari atau besok mungkin ada yang sangat menarik.
Dan jangan salah, unit link itu ujungnya juga RD.
Coba buka polis dan lihat alokasi dananya lari ke mana.
Jika terdapat tulisan:
xxx equity fund, itu reksadana saham.
xxx balanced fund itu reksadana campuran.
xxx money market itu reksadana pasar uang.
Keunggulan unit link:
1) Pengurang pajak untuk warisan, karena di luar negeri pajak warisan dapat mencapai 50% sementara unitlink bebas dari pajak.
2) Dapat digunakan untuk di daerah, apalagi tempat-tempat yang agen asuransinya sedikit. Di daerah biasanya sepi agen.
Jadi daripada tidak ada sama sekali, memiliki unitlink jauuuh lebih baik.
Jadi jika sudah memiliki unitlink, selamatttt… artinya anda sudah mulai investasi reksadana. Yeah!
Soal EMAS.
Emas adalah instrumen yang menyenangkan. Emas dalam kondisi apapun, tetaplah emas yang secara fisik bernilai.
Ada 2 poin dalam emas yang bisa jadi perhatian:
1) Pembelian yang jarang bs pecahan kecil.
2) Penyimpanan.
Notes: disarankan punya SDB (safe deposit box). Carinya? Susah beuttt.
Selalu ingat:
Semua yang berkaitan dengan keuangan harus sesuai kebutuhan.
Produk keuanganlah yang harus melayani kita dan bukan kita yang menyesuaikan dengan produk keuangan (termasuk emas, dinar)
Jadi balik lagi tujuan kita apa, baru pilih instrumen dan jumlahnya.
Lalu evaluasi, apakah instrumen tersebut bisa memenuhi kebutuhan atau tidak.
Jangan beli dulu dan tidak ragu peruntukannya.
contoh: Asuransi Pendidikan.
Asuransi pendidikan, kalau sesuai kebutuhan silakan pakai. Nah, kadang-kadang kita tidak menghitung inflasi.
Anak usia 2 tahun. 15 tahun lagi kuliah. Asuransi pendidikan akan memberikan kita 100juta ketika anak kita s1.
wowww… terkesan besar sekali.
Namun, 15 tahun lagi itu setara berapa?
Contoh dengan inflasi 15%, 100juta pada 15 tahun lagi akan setara 12.289.448 saja.
Kecil kan?
Jadi jika memiliki asuransi pendidikan ya tidak masalah, asal tahu mengenai untung dan ruginya. Ini berlaku untuk semua produk keuangan ya.
Maka… yuk belajar lagi belajar terus.
Salam Hangat Suam Suam Kuku!
Kaukabus Syarqiyah, CFP