
MoMMee.org – “Kami belajar iman sebelum quran, dan kemudian kami mempelajari alquran, yang dengannya bertambahlah iman kami.. ” [Jundub bin Abdillah]
Kurikulum Iman sebelum Quran.
Terasa berat dituliskan maupun diamalkan. Terutama bagi saya yang baru berkenalan dengan tema-tema tersebut di halaqoh pekanan atau kajian bulanan, rasanya jauh betul dari jangkauan untuk bisa menyampaikannya ke anak usia di bawah 5 tahun. Yang bahkan jika saya sendiri ditanya tentang imanpun, belum tentu mampu menjabarkannya.
Bagaimana iman yang tak bisa diukur mata, disampaikan lewat kata? bagaimana pula mengevaluasinya?
Memulai pendidikan Iman anak, berarti menuntaskan terlebih dulu pemahaman iman kita sendiri
Sahabat yang shalih adalah rezeki!
Dari seorang saudari seperjuangan, saya berkenalan dengan tulisan Imam Al Baihaqi, mengenai cabang-cabang Iman. Dari referensi ini (Judul Bukunya Syu’ab al Iman), saya mulai meraba-raba bagaimana sikap, pemahaman & amalan yang sekiranya perlu diajarkan, ditanamkan & dievaluasi dari iman anak-anak kita.
Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda :
“Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laailaahaillallah’, sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
Buku tersebut menguraikan bentuk amalan yang merupakan manifestasi dari keimanan, yakni berupa amalan lisan, amalan hati, dan amalan jasad. Dan dari bermacam-macam cabang iman yang dipaparkan dalam buku ini, ayah-ibu bisa mulai memilah, mana yang sekiranya sudah mampu disampaikan pada si kecil, serta bagaimana cara yang sesuai agara dapat dipahaminya. Dan sebagai pembuka, Iman kepada Allahlah yang pertama kali diperkenalkan.
#1 Iman kepada Allah
Akrabkan anak dengan lafadz dzikrullah
Fase ini dimulai sejak alam rahim, hingga bayi berada di masa susuan. Ibu perlu mengikat hatinya dulu pada Allah, sering mengingatNya menyebut namanya agar Allah akrab di telinga kanak-kanak kita. Manfatkanlah momen menyusui untuk banyak memperdengarkannya kalam Allah, doa, nasyid, dan kalimat thayyibah
Selanjutnya, bisa mulai mengeraskan bacaan doa/basmallah ketika memulai suati aktivitas, dan hamdallah ketika selesai. Karena doa, juga bagian dari amalan iman melalui lisan.
Menyadarkan Fitrah
Di fase anak sudah mulai fasih berbicara dan banyak kosakatanya, seringlah bercakap-cakap tentang Allah, sifatnya, tindakannya hingga membuat anak merasa akrab denganNya.
Ya, bercakap.
Pun di Alam rahim anak telah memberikan kesaksiannya pada sang Rabbul ‘Alamin, namun di dunia, kata “Allah” berikut sifat yang melekatiNya dan semua tindakanNya adalah sesuatu yang asing bagi anak-anak hingga mereka diingatkan tentangnya.
“Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
[HR. al-Bukhâri dan Muslim]
Kaitkanlah beraneka hal yang indah, besar dan agung dengan Allah, agar apa-apa yang memicu kekagumannya, menumbuhkan pula kekagumannya akan kebesaran Allah.
Mengingatkan nikmat & karunia Allah
Adalah fitrah manusia, untuk menyenangi dan mencintai orang yang berbuat baik padanya. (“Tanggung Jawab Ayah terhadap Anak Laki-Laki“, Adnan Baharits). Oleh karena itu, ingatkanlah anak akan nikmat Allah yang ada pada dirinya; nikmat penglihatan, pendengaran & seluruh panca inderanya. Nikmat sehat, keluarga yang menyayanginya, dst.
Serta rajinlah mengingatkan anak ketika ia mendapat rezeki, hadiah & kesenangan, bahwa itu adalah karunia Allah. Dan ajarkan ia untuk bersyukur.
Menumbuhkan kecintaannya pada Allah
Ceritakanlah pada Anak, bahwa Allah amat menyayangi anak kecil. Sebutan bagi kanak-kanak adalah kekasih Allah (“Menanamkan iman kepada anak”, Dr. Amani ar Ramadi). Beritahukan mereka, salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada mereka adalah Allah menghapuskan segala dosa anak-anak hingga ia dewasa.
Dan Berkisahlah..
1/3 Al quran adalah kisah.
Maka sebagaimana metode yg Allah contohkan untuk menumbuhkan keimanan para nabi dan sahabatnya, demikian pula yang bisa kita teladani. Pemilihan kisah yang baik dan benar (tidak mengandung kebohongan), akan mampu memberikan inspirasi kebaikan bagi anak, mengajari tanpa menggurui, menasehati tanpa menyakiti.
Banyak pilihan kisah yang dapat disampaikan ke anak, mulai dari kisah-kisah dalam alquran, kisah 25 nabi, kehidupan masa kecil rasulullah, dst. Pilihlah yang sesuai dengan nalar dan kebutuhan anak. Tak perlu kronologis utuh. Cerita dapat disampaikan berupa potongan kisah yang penuturannya disesuaikan dengan perkembangan bahasa anak.
Dan konsekuensi iman, ajarkanlah..
Ketika anak-anak sudah perlahan tumbuh keinginannya untuk dicintai Allah, ayah-ibu bisa mulai menerangkan hal-hal yang mendatangkan kecintaan Allah, misalnya berbuat baik pada orang tua, sikap yang santun, lemah-lembut dan kasih sayang terhadap kakak-adik, menyayangi hewan & tanaman. Sampaikan sesuai momennya.
Jika ia berbuat kekeliruan karena tidak tahu, tunjukkanlah sikap yang Allah sukai. Sembari berulang memberikan afirmasi, “bukankah kakak/adik ingin Allah menyayangimu?”
Atau jika sekiranya ia telah paham bahwa perbuatannya keliru, bisa ditanyakan,
“Bagaimana menurutmu perbuatan yang Allah sukai, nak?”
Dan merujuk dari ringkasan syuab al Iman, dibawah ini sikap (amalan hati) yang bisa mulai dilatih pada diri anak usia 3-5 tahun :
1. Beriman pada malaikatnya
2. Beriman kepada kitabNya (melalui kisah dalam alquran)
3. Beriman kepada rasul-rasulNya,
4. Beriman kepada qadar-Nya yang baik maupun yang buruk
5. Beriman kepada hari Akhir
6. Mencintai Allah dan apa yang dicintainya
7. Meninggalkan hal yang dibenci Allah
8. Mencintai Nabi, mengagumi dan meneladaninya, bershalawat padanya
9. Bertaubat dari kesalahan
10. Raja’ (berharap kepada Allah)
11. Bersyukur
12. Menepati janji
13. Bersabar
14. Ridha terhadap qadha’ Allah
15. Bersikap rahmah (sayang)
16. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.
17. Meninggalkan sombong
18. Meninggalkan hasad
19. Meninggalkan dendam
20. Meninggalkan marah
Manifestasi Iman dalam bentuk Amalan Lisan :
1. Mengajarkan dua kalimat syahadat
2. Mengajarkan dan membiasakan kalimat thayyibah & dzikrullah
3. Berdoa
4. Membaca quran
5. Meninggalkan perkataan sia-sia
Manifestasi keimanan dalam amalan jasad :
1. Berbakti pada orangtua
2. Menutup aurat
3. Menjaga diri dari najis
4. Memuliakan tamu
5. Menjawab salam
6. Mendoakan yang bersin
7. Menyingkirkan gangguan dari jalan
(Bersambung)
Catatan :
Sedikit yang ditulis disini hanyalah sebagian kecil ikhtiar menyemai iman melalui dialog keseharian, tidak mengabaikan sisi lain dalam pendidikan iman; pemilihan jodoh yang baik, doa & ruhiyah orangtua, dan pengembangan emosi dan jiwa yang sehat pada diri anak.
#cabang-cabangIman
#dialogImandi5tahunpertama
#hikmahmotherhood
#jurnalpembelajaran
#generasirabbani