
MoMMee.org – Beberapa minggu yang lalu, ustadz hilman rosyad berkata di suatu kajian, bahwa banyak anak yang bermasalah di pesantrennya yang merupakan anak ke dua, yang punya adik.
Lalu baru saja melihat suatu cerita tentang anak tengah yang merasa tidak di akui dibanding kakak dan adiknya. Apalagi dia bukan satu-satunya laki-laki, atau satu-satunya perempuan.
Sebagai anak tengah dan juga bukan satu-satunya perempuan, I feel that.
Anak pertama biasanya hidup di saat keluarga belum mapan, ditengah usaha memapankan keluarga dan mengurus anak pertama, lalu hadirlah anak kedua. Kemudian beberapa saat kemudian, lahirlah anak ketiga, lalu keempat 😀
Pressure anak tengah cukup berat agar mendapatkan perhatian serupa kakak atau adiknya.
Bukannya orangtua tidak menyayangi anak tengah, tapi kadang suka lupa. I feel that as a parent too.
Anak pertama adalah anak yang diharapkan memenuhi idealisme orangtua. Karna keberhasilan anak pertama dapat mempengaruhi keberhasilan adik-adiknya.
Sedangkan anak terakhir adalah anak kesayangan orangtua karena dia adalah bayi keluarga selama-lamanya. Semua anggota keluarga wajib menjaga dan menyayanginya sepenuh hati.
Ada yang disebut sebagai middle child syndrome, dimana anak tengah sering merasa terlupakan dan merasa kurang spesial -dibanding si sulung dan si bungsu.
Menurut penelitian, anak tengah lebih cenderung mengalami depresi.
Secara kepribadian, anak tengah ini biasanya juga yang paling “membangkang” ngga mau ikut peraturan. mungkin lagi butuh perhatian orangtua atau merasa tak terlihat dan tidak spesial. Karna itu cenderung jadi anak yang dianggap bermasalah.
Tapi ngga usah terlalu sedih ya, anak tengah ternyata punya sistem imun yang lebih baik di banding si sulung dan si bungsu. Yang sudah punya anak minimal tiga (dan berdekatan jarak umurnya) sepertinya paham kenapa 😀
Anak tengah ini juga punya kepribadian yang lebih easygoing, fleksibel, dan lebih ramah di banding si sulung dan si bungsu. Hal ini karena si tengah harus belajar lebih vokal agar di dengar di keluarga, dan lebih fleksibel karena mereka sering berubah-ubah peran, yaitu sebagai adik juga sekaligus sebagai kakak.
Hal ini menyebabkan anak tengah biasanya punya lingkar pergaulan lebih luas di banding si sulung dan si bungsu. Mereka juga sangat menghargai persahabatan.
Tips untuk diriku pribadi dan teman-teman yang punya anak tengah yang bukan satu satunya gender adalah untuk membuat anak tengah merasa spesial. Dan juga memberikan effort lebih untuk mendengar mereka dan membiarkan mereka memberikan opini. Kemudian membangun anak yang bangga akan dirinya sendiri -sesuai kadarnya – sehingga bisa memasuki fase aqil baligh dengan baik.
Orangtua sayang semua anaknya.. tapi kadang suka lupa menyayangi semua anak dengan cara yang adil, salah satu tausiyah dari ustadz Hilman.
Semoga kita semua bisa jadi orangtua yang adil bagi anak-anak kita.(*)