
MoMMee.org – Mommees, sudah baca bagian 1? Setelah tau apa itu bullying, terus bagaimana cara mencegah dan mengatasi perilaku bullying ini? yuk kita bahas sama-sama!
Cara Menghadapi Bullying
1. Ajarkan anak bersikap Asertif
Menurut Indra Fathiana, Alumnus Psikologi UI yang sempat berkiprah di Yayasan yang concern dengan gerakan anti Bullying, Bullying sering menimpa anak yang lemah dan konsep dirinya belum kuat. Maka dari itu, salah satu cara menghadapi bullying adalah dengan mengajarkan anak bagaimana bersikap asertif.
“anak harus tegas, berani berkata tidak. Punya prinsip dan bisa mengkomunikasikannya dengan baik”, ujar aktivis Indonesia Berkarakter ini. Sikap asertif itu misalnya menolak dibully, dan berani melapor dengan orang tua atau guru.
Mba Indra menambahkan, dalam upaya membangun asertivitas pada anak, orang tua harus membangun kedekatan dengan anak (dalam Bahasa Psikolog Toge Aprilianto, gaul lahir batin). Orang tua juga harus mampu menggali apa sih yang terjadi di sekolah supaya anak mau cerita sama kita. Hal ini bisa memudahkan anak untuk tak sungkan melapor dengan orang tua.
“Kalo sama anakku F, dari kecil aku ajarkan: kalau dipukul temannya, F harus bilang ‘Aku tidak suka dipukul’ atau menolak perbuatan itu dengan bilang, ‘ga boleh, itu ga baik.’ Walaupun F kalau dipukul temennya, dia bales mukul” senyum Mba Indra.
2. Kuasai, Adaptasi, atau Menyelamatkan diri.
Apa yang harus dilakukan anak bila ia menghadapi situasi sulit seperti itu? Mona Ratuliu dari Komunitas ParenThink membagi ilmu. Dalam situasi sulit, ada tiga hal yang dapat anak lakukan: Kuasai, Adaptasi atau menyelamatkan diri.
“Dalam video ini, sang korban terlihat tidak berdaya, pasrah aja diapa-apain, padahal ada jeda waktu dimana dia bisa lari atau berlindung ke teman yang lain.”, tambah Mona.
3. Orang Tua harus mau belajar
Dari pengalaman Mona di ParenThink, banyak orang tua yang bukan tidak mau mendidik anak dengan baik atau bersikap tepat, namun orang tua tidak tau harus bagaimana, apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, Mona menggalakkan para orang tua harus belajar sebagai bekal mendidik anak.
4. Sebaiknya orang tua tidak mengajarkan membalas kekerasan dengan kekerasan.
Menurut Mba Indra, ada lho tipe orang tua, yang kalau anak dijahatin sm temannya, nyuruh lawan aja. Jadi ga selesai-selesai, karena kekerasan dibalas kekerasan. hal ini menjadi PR besar orang tua untuk membentuk karakter positif anak, karena semua berawal dari rumah 🙂
Lain halnya, jika anak diajarkan bela diri untuk membela diri dalam keadaan terdesak (yang mampu dia kuasai). hmm.. patut dicoba.
5. Awasi dan dampingi tontonan anak di rumah
Televisi seperti dua mata pisau. ada informasi positif, tapi juga banyak hal yang tidak layak ditonton anak. Menurut Sevina Susila atau Mba Vivin, Bullying yang marak terjadi belakangan ini juga di pengaruhi oleh kualitas tontonan yang terang terangan mempertontonkan aksi bullying. Sehingga, jika para orang tua tidak bisa mencegah adanya televisi di rumah -karena ada beberapa manfaatnya juga- pastikan kita memilihkan tontonan, mendampingi mereka dan membantu menjelaskan ketika menonton.
6. Ajarkan anak punya prinsip dan berani beda.
Ini pengalaman pribadi Mba Anisah Megawati nih, wejangan dari Ayahanda adalah kita harus punya prinsip, berani berbeda, berani ga ditemenin atau ditinggalin teman teman karena kita ga mau konformitas.
Sekian sedikit resume dari diskusi di WhatsApp Group Mommee 1. Semoga Bermanfaat dan Semoga Kita dan Keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
Stop Bullying, Start Supporting!(*)
Referensi:
Ariesto, Asdrian. 2009. Pelaksanaan Program Anti Bullying Teacher Empowerment.
http://news.okezone.com/read/2014/10/14/340/1052023/kekerasan-di-sd-bukittinggi-berlangsung-hampir-setahun
http://yayasanpulehaceh.blogspot.com/2014/05/penyebab-anak-mudah-menjadi-pelaku.html