
MoMMee.org Menyusui merupakan hal yang menyenangkan bagi bunda, namun bagaimana jika bayi sering gumoh atau mengeluarkan kembali isi perutnya? Gumoh atau keluarnya ASI kembali setelah proses menyusui memang sering dan wajar terjadi pada bayi sesaat setelah menyusui. Kejadian ini terjadi karena terdorongnya ASI dari lambung oleh udara yang ikut tertelan oleh bayi. Pasti banyak bunda yang sudah mengetahui cara mengatasinya yaitu dengan memosisikan bayi tegak lurus setelah selesai menyusui sambil menepuk halus punggungnya untuk merangsang bayi bersendawa (mengeluarkan udara).
Namun ternyata ada beberapa bayi yang lebih sering gumoh meskipun sudah disendawakan seperti Faith. Tidak hanya gumoh (ASI yang keluar hanya sedikit), bahkan terkadang hingga muntah tidak hanya dari mulut juga dari hidung. Gumoh yang berulang atau bahkan muntah tentu membuat bunda khawatir akan mengurangi asupan ASI bayi. Menurut dr sears dalam bukunya the baby book, muntahan bayi pasca menyusui atau yang biasa dikenal dengan refluks hanya berjumlah sedikit dari apa yang sudah diminum bayi, sekitar satu sendok teh. Hal ini bisa terjadi karena katup pencernaan bayi yang belum sempurna dan baru terhitung membahayakan jika bayi tidak naik atau bahkan turun berat badannya atau mengiritasi esophagus bayi.
Setelah dikonsultasikan ke dokter anak dan hasil baca-baca, berikut beberapa tips untuk mengatasi bayi yang sering gumoh:
- Susui dengan posisi kepala lebih tinggi dari perut
Posisi menyusui sambil tiduran memang sangat menyenangkan, namun posisi ini tidak direkomendasikan untuk bayi yang sering gumoh atau muntah. Posisi ibu duduk dan bayi dipeluk dengan kepala lebih tinggi dari perut merupakan penyelamat pertama bagi bayi yang sering gumoh atau muntah. Bayi dapat menelan lebih mudah dan gaya gravitasi akan mendorong ASI turun kebawah.
- Minimisasi masuknya udara saat menyusui
Semakin banyak udara yang masuk dalam proses menyusui, maka semakin besar pula dorongan udara dari bawah ke atas dan semakin besar pula peluang terjadinya refluks atau gumoh. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu tekan seminimal mungkin jumlah udara yang masuk ikut tertelan saat proses menyusui. Caranya yaitu dengan memosisikan mulut bayi dengan tepat, yaitu mulut bayi menghisap seluruh atau sebagian besar areola payudara bunda, bukan hanya putting dan hisapan bayi tidak bersuara. Kondisi seperti ini akan mengefektifkan hisapan bayi dengan mendapat ASI lebih banyak dan juga lebih nyaman untuk bunda. Namun, bukan berarti bayi tidak menelan udara sama sekali, oleh karenanya bayi tetap harus disendawakan setelah menyusui.
- Disendawakan sebelum berganti payudara
Ketika bayi selesai menyusui dengan satu payudara, sendawakan bayi sebelum kembali menyusui dengan payudara satunya. Posisikan bayi tegak lurus dan tepuk punggungnya dengan halus untuk mengeluarkan udara yang tertelan selama proses menyusui. Sudah, tapi kenapa tidak sendawa? Sendawa bayi yang sering gumoh memang momen yang ditunggu-tunggu bunda karena ini merupakan langkah aman kedua agar bagi tidak kembali mengeluarkan isi perutnya. Namun banyak bunda yang tidak sabar. Proses menyendawakan bayi ini bisa berlangsung bahkan hingga 10 menit. Jadi, bersabarlah dalam proses ini.
- Tidur dengan bantal orang dewasa
Hampir sebagian besar kejadian gumoh berlangsung saat bayi dalam posisi tidur. Hal ini dapat dicegah dengan menidurkan bayi dengan posisi kepala lebih tinggi daripada perut karena lagi-lagi gravitasi menjadi sahabat bagi bayi yang sering gumoh atau muntah. Namun, tetap pakai bantal dengan tinggi yang nyaman bagi bayi dan hati-hati bayi bisa menggelinding saat tertidur.
- Jangan mengayun-ayun atau menggoyang-goyangkan bayi terlalu kencang
Banyak bunda atau keluarga yang merasa bayinya lebih tenang dan mudah tertidur saat diayun atau digendong sambil menggoyang-goyangkan tubuh bayi. Hal ini memang benar tetapi tidak berlaku bagi bayi yang sering gumoh. Gerakan-gerakan yang berlebihan akan mengocok perut bayi dan merangsang terdorongnya kembali ASI yang sudah diminum ke atas. Cukup tepuk-tepuk tubuh bayi saat menggendong atau menidurkan bayi, kalau Faith suka dielus kepala hingga keningnya lalu kemudian tertidur.
- Jangan memakai pakaian yang menekan bagian perut
Pakaian (celana atau rok) yang dipakai terlalu keatas atau dengan karet yang terlelu kencang akan menekan bagian perut bayi (terutama lambung) dan dapat menekan isi perutnya juga. Kondisi ini memang tidak nyaman bagi bayi, terlebih lagi untuk bayi yang sering gumoh atau muntah. Pakaikan bayi pakaian yang pas dengan tubuhnya dan untuk celana atau rok, posisikan pada bagian pinggangnya bukan perutnya.
- Susui bayi dengan jumlah yang pas dan tidak berlebihan
Selain karena katup pencernaan bayi yang belum sempurna, banyak bayi yang sering gumoh atau muntah karena ternyata ASI yang dikonsumsi terlalu berlebihan. Ibarat mengisi air ke dalam gelas, jika berlebihan akan luber. Begitu pula dengan lambung bayi memiliki keterbatasan daya tampung, sehingga jika berlebihan akan menyebabkan lubernya ASI dan kembali ke atas. Namun banyak bunda yang khawatir ASI yang diberikan kepada bayi tidak cukup. Hal yang perlu dipahami bunda adalah ukuran lambung bayi memang kecil, jauh dari ukuran lambung orang dewasa. Untuk melihat cukup atau tidaknya ASI yang dikonsumsi bayi, bunda dapat melihat dari jumlah buang air kecil bayi. Jika sudah 6 kali atau lebih, maka bayi dapat dinyatakan cukup ASI. Bisa juga dilihat dari warna urine yang tidak pekat dan bibir bayi yang tidak kering. Selain itu beri jarak dalam menyusui sekitar 2-3 jam sekali masing-masing 15 sampai 30 menit.
- Hati-hati saat mengganti popok
Saat mengganti popok banyak bunda yang menangkat kaki bayi tinggi-tinggi untuk membersihkan bagian belakang bayi atau untuk memasang popok kembali. Kegiatan ini dapat memperbesar peluang kembalinya ASI ke atas karena posisi perut yang menjadi lebih tinggi atau perut menjadi tertekan.
Dengan melakukan 8 tips di atas akan lebih menekan peluang terjadinya gumoh atau muntah pada bayi. Semakin bayi tumbuh, semakin sempurna pula katup pencernaan bayi, semakin jarang juga bayi gumoh atau muntah. Namun jika bayi tetap muntah, posisikan tubuh bayi miring sehingga muntahan tidak tertelan lagi atau bahkan menyebabkan tersedak. Hangatkan tubuh bayi, serta susui bayi kembali setelah muntah selesai. Apabila kejadian muntah terus berulang, periksakan ke dokter untuk mengetahui apakah ada kelainan anatomi atau patofisiologi pada bayi. Semoga bermanfaat.(*)
Oleh: Nina Anggita