
MoMMee.org – Tulisan ini akan diawali dgn BCan dr WA yg tidak tertera penulisnya siapa tapi buat saya sungguh membuat diri ini merenung. Mari kita simak:
Waktu berlalu…
Begitu halus menipu…
Tadi pagi belum sempat dzikir pagi,
– Tahu-tahu sudah jam 9.00 pagi.
Belum sempat sedekah pagi,
– Matahari sudah meninggi.
Rencananya jam 9.30 mau sholat dhuha,
– Tiba-tiba adzan dhuhur sudah terdengar.
Pinginnya setiap pagi menghabiskan baca 1 juz Al Qur’an atau minimal satu surat satu ayat
– Tapi ya itu, “pinginnya itu” dan kebiasaan itu belum terlaksana.
Sebenarnya ada komitmen pada diri sendiri, tidaklah berlalu malam kecuali dengan tahajud dan witir, sekalipun hanya 3 rakaat singkat saja.
– Dan komitmen itu belum dilaksanakan.
– Tanpa hukuman diri atas pengkhianatan komitmen dan tanpa perasaan bersalah lebih sehingga belum merasa taubat.
Dulu juga pernah terpikir punya anak asuh, entah yatim entah anak miskin, yang di santuni tiap bulannya.
– Ya karena kesibukan lupa merealisasikannya,
– Dan itu sudah berlangsung tahunan yang lalu…
Akan terus beginikah nasib “hidup” kita?
– Menghabis-habiskan umur ?!
– Berhura-hura dengan usia ?!
Tiba-tiba masuklah usia di angka 30 sebentar kemudian 40 tahun…dan kini lebih dari 50 tahun….
Tak lama terasa kemudian orang memanggil kita dengan sebutan
“Mbah.. eyang…. aki…. nini…”
Pertanda kita sudah tua. 👵🏻👨
Uban yang mulai menghias kepala, keriput yang menghias kulit, tenaga yang tidak seberapa. 👨👵🏻
Menunggu ajal tiba…😔😔
Sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat pernah berbuat apa…?
Astaghfirulloh..
Ternyata belum seberapa,
Sedekah dan wakaf juga sekedarnya,
Malah banyakan harta yang kita makan, buat tanah, rumah, usaha dan katanya untuk investasi dan ninggalin anak cucu yang belum tentu mereka suka.
Jika demikian..
Apakah ruh tidak melolong menjerit saat harus berpisah dari tubuh..?!😔😔
Tambahkan usiaku ya Allah…!!!
Aku butuh waktu untuk beramal dan berbekal ..
Belum cukupkah main2mu selama 50 tahun , 60 tahun atau 70 tahun ?
Butuh berapa tahun lagi untuk mengulang pagi, sore, hari, minggu, bulan dan tahun yang sama !
Tanpa pernah merasa kehilangan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya.
Tidak akan pernah cukup 1000 tahun bagi yang terlena…
Astaghfirullahaladzim……
#self reminder
Bagi saya BC semacam ini ketika kita ditakdirkan untuk membacanya maka ia adalah hikmah yg harus dianggap sbg barang berharga. Betapapun isinya demikian, yg membuat kita langsung beristighfar. Bahwa, waktu yg kemarin kita sia2kan tak akan kembali berulang. Siapa yg tahu kapan ajal menjemput. Tak ada. Semua manusia sdg menunggu kejutan itu. Namun kita termasuk yg menunggu dgn gembira atau takut?
Saya jujur masih takut karena belum layak bertemu Allah dlm keadaan penuh dosa ini. Inginnya hati bisa merasai gembiranya saat ajal menjemput. Tak kuasa saat ini bila teringat byk maksiat melekat. Padahal Dia sudah setiap saat memberi kesempatan bertaubat. Tapi entah apakah diri ini sudah berubah. Berharap Allah sentiasa membimbing menuju ridhaNya dlm dunia ini yg hanya sesaat.(*)