
MoMMee.org – Dalam sesi tanya jawab Studium Generale Sekolah MoMMee.
T1. Bagaimana membangun komunikasi efektif dengan pasangan?
J: Kenali gaya komunikasi pasangan. Bicara dengan gaya atau sifat pasangan kita. Suami sifatnya to the point, logis, puji kelebihan suami yang mengangkat kehormatannya. Istri sifatnya detail, bahasa perasaan, bahasa intim (peluk, belai, kata-kata romantis).
T2. Bagaimana menjadi orangtua yang positif?
J: Milikilah semangat menghamba kepadaNya sehingga masalah menjadi terasa kecil, yakin bahwa Allah menjaga anak kita.
T3. Bagaimana mencari pasangan yang tepat saat masih melajang?
J: Kita tidak akan bisa mengenal pasangan kita sampai 100% meskipun telah menikah. Maka, perlu belajar mengenalnya seumur hidup. Tidak perlu pacaran karena belum tentu bisa mengenal mendalam padahal yang sudah pasti dosanya, zina.
T4. Bagaimana jika ada barier dengan pasangan?
J: Sebisa mungkin selesaikan masalah berdua saja. Jika butuh masukan dari luar, pilihlah ustadz (orang yang pemahaman agamanya baik), jangan yang liberal karena
kecondongan nilainya bisa membahayakan rumah tangga itu sendiri. Yang juga pentig adalah orang yang bisa menjaga rahasia.
T5. Bagaimana jika terjadi perselisihan karena lebih besarnya pendapatan istri daripada suami? Bagaimana caranya agar suami tetap percaya diri, dan bisa bangkit kepemimpinannya?
J: Fitrahnya perempuan suka dikuasai, bukan menguasai. Bagaimana caranya agar perempuan tetap terjaga pada fitrahnya? Perlakukan istri dan bicaralah dengan bahasa mereka (lembut, merayu, banyak mendengarkan, membuat mereka merasa istimewa) dengan begitu mereka akan tetap menghornati suami sebagai pemimpinnya.
T6. Jika pernikahan telah berlangsung lama, bagaimana cara memupuk cinta?
Misalnya jika dalam hal komunikasi, saking terlalu cair dengan suami (seperti tidak ada kecemburuan atau kecemasan saat menjadikan poligami sebagai bahan candaan) apa ada masalah?
J: Komunikasi seperti ini terjadi saat kondisi masing-masing pasangan sama-sama percaya diri. Jika memang suami serius, bantu ia hindari zina dengan menjembatani prosesnya. Kalaupun istri memergoki suami pernah melakukan zina, tidak perlu memberikan ancaman-ancaman, perjanjian dan sanksi dan semacamnya. Cukuplah ingatkan suami pada Allah.
Jika memang suami serius bertindak ke arah sana, istri perlu mengevaluasi dirinya dan melakukan perubahan secara signifikan, mulai dari penampilan, model pakai , manner, gaya bicara, juga servis.
Misalnya dengan memilih baju baju dengan pakaian yang rapi, cerah, harum, wajah yang manis, sambutan atas kepulangan suami.
Bayangkanlah pasangan itu menarik jika ia memakai pakaian yang bagaimana, dan dandani ia agar menarik tampilannya di hadapan kita.(*)