
MoMMee.org – Bunda, pernah tidak sejenak terlintas dalam benak apa ya yang membuat saya termotivasi memasak untuk keluarga? Atau kebalikannya, mengapa saya enggan memasak setiap hari? Jawabannya tentu bisa beragam dan setiap orang berbeda.
Saat ini, banyak penawaran menarik yang mem-branding produk makananannya sehat, hemat, dan lain sebagainya sehingga banyak orang yang memilih untuk tidak perlu repot memasak sendiri karena sudah banyak makanan yang mudah didapatkan di tempat catering, restauran siap saji, warteg, atau makanan-makanan kemasan dengan menu beragam. Terlebih, memasak membutuhkan sejumlah persiapan, segenap waktu, dan tenaga yang tentu tidak mudah dilakukan semua orang. Selain itu, ada pula yang merasa kemampuannya meracik makanan kurang memuaskan sehingga menganggap memasak itu membuang-buang waktu, tenaga, dan energi. Tidak apa-apa, Bun. Jika semua itu adalah fakta, sungguh berjiwa besar jika kita mengakuinya. :’)
Tantangan-tantangan untuk memasak tersebut tentu harus disolusikan agar kita tidak merasa memasak adalah aktivitas yg memberatkan. Terlebih bagi bunda yang memiliki bayi, bunda yang bekerja, dan memiliki kesibukan lainnya tentu butuh strategi untuk bisa memasak setiap hari. Bunda bisa melakukannya dengan tidak mempersiapkan apa yang akan kita masak hari ini secara mendadak.
Hari ini menunya apa tentu bahan-bahan sudah siap sejak kemarin sehingga bisa dicicil mengerjakannya saat luang atau di malam hari. Bisa juga bunda menyetok sejumlah bahan masakan dan bumbu yang sudah diracik di kulkas untuk sekian hari sehingga pagi hari bisa langsung cemplang-cemplung tanpa harus berbelanja, membuat bumbu, membersihkan ikan, atau menyiangi sayuran. Tentu memasak menjadi lebih singkat dan cepat, bukan? 🙂
Bagi bunda yang merasa kurang percaya diri dengan masakannya, yakinlah bahwa kelihaian memasak, ketajam insting membumbui, dan keluwesan dalam menggunakan perabot dapur bisa dikuasai seiring dengan perjalanan waktu. Semakin sering kita memasak, insting dan cita rasa kita pun semakin terasah. Bisa karena biasa.. hehe.. Percayalah.. 🙂
Memasak sendiri di rumah, selain lebih sehat dan hemat, ternyata bisa meningkatkan kedekatan suami pada istrinya, bonding anak pada ibunya, bahkan ikatan keluarga lainnya. Sehingga tak jarang kita mendengar ungkapan, “kangen masakan istri”, “kangen masakan ibu”, atau “kangen masakan nenek”. Dari lidah turun ke hati, begitu pepatah menyebutnya. Betapa besar efek dari sebuah masakan dalam eratnya hubungan hangat kekeluargaan. Masakan ibu bisa memantik rindu anak-anak kita yang kelak hidup mandiri di luar sana. Masakan istri bisa menjadi penyejuk hati suami yang lelah dan penat setelah seharian bekerja. Akan ada satu kerinduan yang membuat anak dan suami pulang ke rumah menemui kita, dari masakan kita.
Lebih dari itu, generasi salih yang kuat pun tentu lebih Allah cintai. Betapa tidak, Allah telah mengingatkan dalam alquran agar jangan sampai kita meninggalkan anak-anak kita dalam kondisi lemah. Untuk membentuk generasi yang salih dan kuat tentu perlu disokong fisik yang kuat yang terbentuk dari makanan-makanan halalan thayyibban.
Masakan yg kita buat dengan tangan kita sendiri tentu lebih menentramkan hati. Sebab kita benar-benar yakin akan keamanan, kesehatan, dan kehalalan bahannya, teknik pegolahan yang benar, serta kandungan nilai gizinya. Semua itu tentu lebih mudah kita pertanggungjawabkan pada Allah sebab kita tahu persis bagaimana permulaannya.
Selain itu, yang tidak bisa kita dapatkan dari makanan yang kita beli adalah doa-doa lirih yang terlantun dan berpilin menjadi kekuatan besar nan menggetarkan asry yang diaminkan malaikat-malaikat di setiap tahap saat memasak. Berharap doa-doa itu menambah keberkahan makanan tersebut. Berharap makanan tersebut akan menjadi darah daging anak-anak dan suami kita sehingga mengokohkan jasadnya yang akan menguatkan kesalihannya pula. Apalagi doa itu terlantun dari seorang ibu yang menjadikannya doa-doa itu tak tertolak.. Masya Allah…
Ada cita-cita luhur yang ingin kita semai dalam tiap menu yg kita sajikan. Ada ketulusan dan cinta yang ingin kita kemas dalam wujud nyata dari masakan. Oleh karena itu, yuk bunda perlahan kita mulai kembali ke dapur untuk bisa menyajikan karya seni yang bisa dinikmati yang tersayang setiap hari…(*)