
MoMMee.org – Apa sih ADB itu mom? Anemia Defisiensi Besi merupakan masalah defisiensi zat gizi yang paling sering terjadi pada anak di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita. (Windiastuti, 2013)
Nah itu tadi definisi umumnya ya mom, terus emang apa pentingnya sih si zat gizi mikro ini dalam tubuh kita?
Fungsi zat besi yang paling utama adalah untuk perkembangan sistem syaraf. Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi. Selain itu zat besi juga merupakan sumber energi bagi otot sehingga mempengaruhi fisik dan kemampuan bekerja. (Windiastuti,2013)
Oke, tadi udah dijelasin beberapa fungsi zat besi. Selain itu apa lagi?
Zat besi memberikan peran besar dalam pembentukan sel darah merah. Sedangkan sel darah merah berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh organ tubuh termasuk otak. Selain itu zat besi juga berperan dalam ketahanan tubuh. (Sjakti,2014)
Lah terus gimana donk tahunya bayi kita kena ADB?
Kalau pengalaman bundanya Syauqi sih waktu itu si bayi Syauqi Gerakan Tutup Mulutnya parah banget, bener2 susah disuruh maem deh pokoknya. Udah gitu berat badannya nggak naik-naik selama lebih dari 3 bulan. Jadi, waktu bunda ngecek KMS dan tersadar kalau beratnya cuma main jungkat jungkit alias naik turun disitu2 aja, langsung deh ngerasa kayak denger suara alarm. Akhirnya dengan segenap kekuatan jiwa dan raga, dibawalah Syauqi, waktu itu umurnya 11 bulan ke laboratorium klinik untuk diperiksa darahnya. Bunda Syauqi pilih pemeriksaan darah lengkap untuk cek hemoglobin dan teman2nya. Betapa shocknya bunda ketika lihat Hb nya Syauqi cuma 1,9 dari nilai normal 10.
Penyebab bayi bisa terkena ADB ada beberapa faktor mom, diantaranya :
- bayi dengan berat lahir rendah biasa disebut BBLR, yaitu berat badan lahir di bawah 2,5 kg)
- bayi lahir sebelum waktunya (premature)
- bayi dari ibu yang anemia
- bayi yg asupan zat besi nya rendah.
Kebetulan Syauqi punya faktor risiko yang disebut pertama alias BBLR.
Jadi, gimana donk biar anak-anak nggak menderita ADB ?
Yang pertama dan utama kita dan keluarga terutama anak-anak harus mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Makanlah dengan aneka variasi makanan sehingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi. Kemudian perhatikan higiene dan sanitasi anak-anak. Karena infeksi kecacingan juga bisa menyebabkan terjadinya ADB lho mom.
Oke mom, lantas bahan makanan apa aja ya yang zat besinya tinggi?
Wah itu mah tersebar di sekitar kita mom, makanan yang kaya akan zat besi itu ada sayuran berhijau daun, buncis, brokoli, serealia, kacang2an dan beraneka ragam lauk hewani. Adapun lauk hewani merupakan sumber zat besi dari golongan heme yang lebih mudah diabsorbsi atau diserap dalam tubuh. Ketika mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi usahakan diimbangi dengan buah2an yang mengandung banyak vitamin C ya mom. Karena vitamin C punya peran besar dalam penyerapan zat besi ke dalam tubuh. Selain itu hindari pula konsumsi zat yang mengganggu penyerapan zat besi ketika kita makan, contohnya : Teh, kopi, susu sapi dan kuning telur. Kalau anak kita sudah terlanjur kena ADB segera konsultasi untuk mendapatkan dosis terapi sesuai kebutuhan ya mom.
Waktu paling ideal untuk memberikan suplementasi zat besi adalah pagi hari ketika perut masih kosong. Karena penyerapan zat besi optimal dalam kondisi asam. Perhatikan juga cara pengolahan makanan agar zat besi tidak rusak atau hilang.
Demikian sedikit yang bisa bunda Syauqi bagi…. kalau ada yang kurang jelas kita lanjutkan via diskusi ya…
Pramitha Sari, S.Gz, Dietisien, M.H.Kes / Bunda Syauqi
– dietisien dan konselor laktasi –